Biaya Kesehatan Yang (Bisa) Membawa Kebangkrutan…
- Kategori : Umum
- Oleh : Muhaimin Iqbal
ikadikobar.blogspot.com - Ada
dialog menarik di depan kasir sebuah rumah sakit kecil di Jawa Timur,
ketika 16 tahun lalu saya membayar biaya operasi penggantian tulang
pinggul ibu saya yang retak. Begitu mahalnya harga sebuah tulang pinggul
palsu Made in Germany ini, sehingga untuk menghitung uangnya
yang harus dibayar tunai perlu waktu cukup lama. Sampai-sampai orang
yang antri di belakang saya bertanya ke saya “kangge mbayar sak monten niku kedah dodolan nopo sampeyan…?” (untuk membayar sejumlah itu Anda harus menjual apa ?).
Inilah
gambaran biaya kesehatan yang harus ditanggung masyarakat awam pada
umumnya. Bila biaya itu masih berpuluh atau beratus ribu, yang tidak
mampu-pun mungkin masih bisa pinjam ke sana ke sini. Bila biaya itu
berjuta, berpuluh atau bahkan beratus juta…maka memang menjadi umum di
masyarakat, bahwa nereka harus menjual ternak, menjual sawah, atau
bahkan menjual rumah untuk membiayai biaya kesehatan yang serius.
Problem
biaya kesehatan yang selangit ini sebenarnya bukan khas negara seperti
kita, negara yang mengaku dirinya adikuasa seperti Amerika-pun konon
terancam bangkrut gara-gara tidak mampu membiaya biasa kesehatan
rakyatnya. Presiden negeri itu mati-matian berupaya mereformasi system
jaminan kesehatannya, karena dengan system yang ada sekarang crash course kebangkrutannya sudah begitu nyata.
Dalam
tiga dekade terakhir, biaya kesehatan rata-rata di negeri itu naik 2.5
kali lebih cepat dari kenaikan pendapatannya. Lantas siapa yang akan
membayar ?. Di bayar rakyat tidak terjangkau, di bayar pemerintah – pun
pemerintahnya tidak memiliki sumber pemasukan yang memadai.
Gambaran yang mengerikan ini dapat Anda saksikan secara real time dengan angka yang terus bergerak setiap seper sekian detik.
Saat artikel ini saya tulis, biaya perawatan kesehatan (medicare) yang
belum jelas ada dananya (unfunded) di AS sudah mendekati US$ 80 trilyun.
Seberapa besar angka ini sesungguhnya ?
Sebagai gambaran GDP AS tahun ini diperkirakan ‘hanya’ sekitar US$ 16 Trilyun dan GDP Dunia secara total sekitar 72
Trilyun. Jadi perlu kerja lima tahun terus menerus dan tidak
menggunakan satu sen-pun hasilnya kecuali untuk membayari biaya
perawatan kesehatan – itu baru cukup untuk menutupi unfunded medicare tersebut di AS.
Bahkan seluruh GDP di dunia tahun 2012 ini dipakai untuk membayari unfunded
medicare di AS, itu baru cukup menutup 90% dari dana yang dibutuhkan.
Jadi mimpi buruk biaya kesehatan ini memang seperti bom waktu yang cepat
atau lambat pasti akan mengguncang ekonomi AS dan berarti juga dunia.
Oh
tetapi itu tidak masalah bagi kita ?. Semoga saja demikian. Saya
sendiri melihatnya ada dua kemungkinan, kita merasa tidak ada masalah
karena memang tidak pernah atau belum pernah memikirkannya secara
serius. Atau yang kedua memang benar-benar tidak masalah.
Berdasarkan
pengalaman saya yang saya ungkapkan dalam bentuk dialog diawal tulisan
ini, nampaknya kita memang perlu meng-antisipasi biaya perawatan
kesehatan dan biaya obat ini secara sangat serius. Sebab bisa jadi kita
tidak merasa ada masalah, bukan karena masalah tersebut yang tidak ada –
tetapi hanya karena datanya yang tidak ada. Bila data berupa realita itu ujug-ujug harus kita hadapi, jangan-jangan kita sangat tidak siap…
Inisiatif project Shipha yang insyAllah akan kami luncurkan bersama dua project e-commerce lainnya akhir bulan ini, adalah bentuk langkah proaktif untuk bisa ikut menurunkan biaya kesehatan bagi masyarakat secara luas. Meskipun dikemas dalam bentuk e-commerce, mayoritas penyembuhan yang ada di Shipha Healing References
adalah tidak perlu dibeli. Anda bisa perolehnya di sekitar Anda, atau
bisa Anda dapat dari dalam Al-Qur’an yang insyaAllah memang sudah ada di
tangan Anda.
Bahkan
bukan hanya untuk Anda, bagi masyarakat yang ada di sekitar Anda yang
tidak terbiasa mengakses internet-pun dapat Anda bantu. Apa penyakitnya,
search di pencarian Shipha Healing References – insyaallah akan ketemu alternative penyembuhannya yang diambilkan dari sumber-sumber Al-Qur’an atau Al Hadits.
Dengan
demikian insyaallah kita bisa mengatasi masalah kesehatan ini bukan
hanya untuk diri dan keluarga kita tetapi juga untuk masyarakat sekitar
kita. Mudah-mudahan ketika negeri lain bangkrut gara-gara tidak mampu
merawat kesehatan warganya, negeri kita tidak ikut-ikutan bangkrut
karenanya. Mudah-mudahan pula rakyatnya tidak harus ‘dodolan menopo…’ untuk bisa membiaya biaya pengobatannya. Amin.*
*www.geraidinar.com
Posting Komentar