Tentang Keutamaan Ibadah Haji
Dalam Kitab Tanbihul Ghaffilin karangan Al Faqih Abu Laits Samarqandi, bab 68 Tentang Ibadah Haji, dituliskan beberapa tulisan beliau sebagai berikut :
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas : "Ketika di Mina, Jama'ah Yaman bertanya kepada Nabi saw : "Jelaskanlah kepada kami keutamaan ibadah Hajji, Jawabnya : "Baiklah, setiap langkah dari rumah orang yang berniat menunaikan ibadah Hajji, dosa-dosa tubuhnya rontok seperti rontoknya daun kering dari pohonnya, demikian pula umrah. Lalu setelah di Madinah, ia uluk salam dan berjabat tangan denganku, maka dijabat oleh malaikat. Dan ketika sampai di DZULHULAIFAH mandi sunat ihram, maka semua dosanya disucikan, dan ketika berpakaian (niat) ihram, maka Allah memperbaharui kebaikannya, dan ketika membaca : "LABBAIKALLAAHHUMMA LABBAIK, disambut dengan : "LABBAIKA WASA'DAIKA ASMA'U KALAAMAKA WA ANDHURU ILAIKA", Artinya : "Aku mendengar bacaanmu dan memperhatikan kamu". Dan ketika di Makkah melakukan thawaf dan sa'i, maka dituangkan kebaikan baginya, dan ketika wukuf di Arafah dan berdoa bersama, maka Dia berfirman : "Hai para malaikat dan segenap masyarakat langit, lihatlah para hambaKu datang dari segenap penjuru jauh, dalam keadaan terurai dan berdebu, harta dan tenaga mereka korbankan demi Kemenangan dan KemurahanKu, Aku memaafkan mereka dari dosa-dosanya, seperti bayi baru lahir dari ibunya, demikian pula ketika balang (lempar) jumrah dan tahallu (mencukur rambut), serta thawaf ifadlah (zairah), maka diserukan dari bawah 'Arasy : "Kembalilah kalian, segala dosa telah diampuni bagi kalian, dan perbaharuilah amal perbuatan kalian.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari S. Ali, katanya : Ketika aku bersama Rasul saw. melakukan thawaf, bertanya : "Ya Rasul, jelaskan tentang keutamaan Baitullah padaku! Jawabnya : "Rumah ini sengaja dibangun, untuk menebus dosa-dosa umatku. Lalu keutamaan Hajar Aswad? Jawabnya : Asalnya permata surga, bersinar seperti matahari ketika diawal turunnya, tetapi kemudian berubah hitam akibat sentuhan tangan musyrikin.
Al Faqih meriwayatkan dengan sanadnya dari Abbas Mirdas, katanya : Di hari Arafah Rasul banyak berdo'a ditujukan demi umatnya, agar memperoleh ampunan dan rahmat, lalu Tuhan menjawabnya : "Aku sudah menerima do'a tersebut kecuali penganiayaan yang terjadi antara mereka. Beliau saw. mendesaknya : Ya Tuhan, Engkau Kuasa dan mampu mengganti penganiayaan (orang yang dianiaya) dengan yang lebih baik dari pada menuntut balas kepada si penganiayanya. Permohonan ini tidak segera dijawab, baru esoknya hari Muzdalifah do'a diulangi lagi, kemudian dijawab : "Kami ampunkan mereka semua, lalu beliau saw. tersenyum. Ketika ditanya sahabat : Ya Rasul kenapa tersenyum? Jawabnya : "Karena Iblis sewaktu tahu bahwa do'aku diterima demi umatku, maka ia meletakkan tanah di atas kepalanya dan merintih : "Celaka aku dan binasa".
DarI Abu Hurairah, Nabi saw. bersabda : "Orang melakukan Haji ke Baitullah, dan tidak mengeluarkan kata - kata keji, tidak fasik (mencaci maki atau berbuat melanggar), maka dosa - dosanya dilenyapkan seperti bayi lahir dari perut ibunya".
Kata Umar ra. : Orang pergi ke Ka'bah melakukan thawaf, maka diampuni dosa-dosanya seperti bayi lahir dari ibunya.
Nabi saw. bersabda : "Syetan tidak pernah merasa sangat rendah, hina, lemah disertai mendongkol seperti di hari Arafah, kecuali karena ia melihat turunnya rahmat dan ampunan Allah terhadap dosa-dosa besar, demikian pula ketika perang Badar.
Kata Umar Abdul Aziz : "Tentang Hajji dan keutamaannya disebutkan pula dalam wahyu Allah kepada Nabi Musa as. Kata Musa : "Ya Tuhan, jelaskan padaku tentang Hajji dan keutamaannya, JawabNya : Rumah pilihan dari segala rumah, dan terlarang bagi yang diharamkan oleh Ibrahim Khalilullah mereka datang dari segala penjuru dunia dengan talbiyah, seperti panggilan seorang hamba kepada Tuhannya. Kata Musa : Apa pahalanya? JawabNya : "Ampunan dariKu dan berhak memberi syafa'at kepada saudara - saudara (famili) terdekat serta para tetangganya. Kata Musa : Jika ada harta yang kurang baik atau niat yang tidak ikhlas (bersih) dari mereka? JawabNya : " Yang tidak bersih niatnya atau kurang baik hartanya, Aku mengampunkan mereka, karena sesuatu yang baik untuk yang baik pula.
Abu Harun Abdy dari Abu Sa'id Khudry, katanya : "Kami pergi Hajji bersama Umar waktu pertama ia jadi Khalifah, ia berdiri di depan Hajar Aswad, katanya : "Engkau adalah batu yagn tidak bisa mendatangkan manfaat ataupun bahaya, seandainya aku tidak melihat Nabi saw. mencium engkau, pasti akupun tidak melakukannya. Lalu Ali berkata : Ya Amiralmukminin, kau jangan berkata seperti itu, karena batu ini dapat mendatangkan manfaat ataupun bahaya, dan seandainya engkau bukan orang pandai AL Qur'an, pasti aku tidak mengingatkannya. Lalu ia bertanya : "Ya Abal Hasan, bagaimana keterangannya? Jawabnya : Firman Allah :
"Ketika Tuahnmu mengambil janji anak Adam sewaktu mereka dikeluarkan dari punggung mereka dan dipersaksikan kepada mereka : "Bukankah Aku Tuhan kalian? Jawab mereka : "Benar, Pengakuan mereka dicatat dan dimasukkan (catatan tersebut) di Hajar Aswad, maka ia memegang amanat Allah, dan dijadikan saksi bagi setiap orang yang pernah menyentuhnya, kelak di hari Kiamat. Kata Umar : "Ya Abal Hasan, Allah telah memberi ilmu kepadamu tidak sedikit.
Setelah lanjut usia, Ibnu Abbas buta mata, dan berkata : " Yang paling kusesalkan yaitu : "Karena aku belum pernah melakukan Hajji dengan jalan kaki, padahal FirmanNya :
"Mereka datang mengunjungimu (Ka'bah) dengan berjalan kaki, dan berkendaraan cepat, dari penjuru dunia (jauh) ". (Hajj 27)
Komentar Al Faqih : "Jika jaraknya dekat, maka tiada apa melakukan Hajji dengan berjalan kaki (hal itu adalah) utama, tetapi jika jaraknya jauh, berkendaraan adalah lebih utama, karena mungkin berjalan kaki sangat memberatkan, dan mungkin dapat merusak akhlaknya.
Kata Hasan Bashry : "Para malaikat selalu menyambut kehadiran orang yang melakukan "Ibadah Hajji, mereka uluk salam kepada para pengendara onta, dan berjabat tangan dengan yang berkendaraan Himar, sedangkan kepada orang yang berjalan kaki mereka memeluknya.
Dsari Dlahak, Nabi saw bersabda : "Setiap muslim yang berjihad fisabilillah, lalu tertimpa musibah (kecelakaan) jatuh dari kendaraan (ontanya) dan diinjaknya, atau digigit hewan, atau mati sebab apa saja, maka ia dianggap mati syahid. Dan setiap muslim yang tujuan keluar dari rumahnya, niat berhajji ke Baitul Haram, lalu meninggal sebelum ibadah Hajji selesai, maka diwajibkan surga baginya".
Nabi saw. bersabda : "Ya Allah, berilah ampun orang yang melakukan ibadah Hajji dan orang yang dimohonkan ampun olehnya (yang berhajji).
'Atha dari Umar, Nabu saw. bersabda : "Shalat di Masjidku, sama dengan melakukan 1.000 x di Masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram.
Riwayat lain menyebutkan sebagai berikut :
Shalat di masjidku ini, lebih utama daripada shalat 10.000 x di tempat lain, kecuali Masjidil Haram lebih utama dari pada shalat 100.000 x di tempat lain. Dan Shalat ketika perang sabil lebih utama dibanding dengan 200.000x shalat. Kemudian saw bersabda : "Maukah kutunjukkan yang lebih utama dari semua itu? Yaitu orang yang tahajjud (bangun di tengah gelap), lalu menyempurnakan wudhu dan melakukan shalat 2 raka'at semata hanya ingin mencari ridha Allah swt.
Dari Sa'id Musayyab, Nabi saw bersabda :
"Bahwasanya Allah akan memasukkan dalam satu kali Hajji 3 orang ke dalam surga, yaitu :
1. Orang yang berpesan (hajji).
2. Orang yang menunaikan ibadah Hajji.
3. Orang yang mengongkosi ibadah Hajji, atau menghajikan orang.
Demikian pula umrah dan jihad (sebagaimana yang berlaku pada Haji.
WALLAAHHU A'LAM