Artikel Lepas
Oleh: Khaulah Naqiyyah Farhana
ikadikobar.blogspot.com - Betapa kita sering sekali mendengar ataupun mengucapkan dua kata yang demikian memiliki arti dan mengandung makna yang sangat dalam, yaitu “Teman Sejati”. Teman sejati juga dapat kita misalkan bukan hanya sebagai calon pasangan kita nanti. Teman sejati dapat kita misalkan pada teman terdekat kita, yang sudah sangat soulmate dengan kita, selalu bersama dalam suka maupun duka, serta bersama dalam menegakkan kebenaran dan kebaikan tentunya.
Sebagai remaja, tentu Ana sangat mengerti keadaan yang sudah menjadi suatu hal yang sangat wajar di kalangan remaja beberapa tahun terakhir. Kumpul-kumpul atau sering disebut nongkrong-nongkrong sudah menjadi rutinitas yang konstan dilakukan remaja di sekitar kita. Meskipun sudah menjadi suatu kebiasaan, namun itu tentunya bukan berarti bisa menjadi sesuatu yang etis untuk dilakukan.
Pada dasarnya, berkumpul adalah suatu kegiatan yang sangat bagus apabila dilakukan untuk membicarakan tentang hal-hal positif. Namun, akan sangat disayangkan apabila esensi kumpul-kumpul seperti yang dilakukan para remaja tersebut diisi dengan sesuatu yang sia-sia. Disadari atau tidak, pembicaraan yang dilakukan pada saat nongkrong-nongkrong itu akan memancing kepada obrolan yang tidak perlu, seperti membicarakan orang lain, cerita-cerita yang dapat memancing kepada hal yang menyebabkan mudharat kepada Allah. Na’udzubillah…
Ibnu Qayyim Aljauziyah membedakan berkumpul menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah “Engkau berkumpul untuk mencari kepuasan”. Dan yang kedua adalah “Engkau berkumpul bersama mereka untuk mencari keselamatan”.
Dua jenis yang disebutkan di atas tentunya memiliki makna yang sangat signifikan. Pada jenis berkumpul yang pertama, acara kumpul-kumpul hanya di tujukan kepada hedonisme semata. Dan mudharat akan lebih mendominasi dibandingkan dengan manfaatnya. Sedangkan, pada esensi kumpul yang kedua, ditujukan untuk saling member nasihat dalam hal kebenaran dan kesabaran. Oleh karena itu, kegiatan kumpul yang jenis kedua akan
sangat menguntungkan kita karena sangat bermanfaat.
Namun, di samping manfaatnya, kita juga perlu hati-hati terhadap kumpul yang jenis kedua ini, karena ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
Sumber: http://www.dakwatuna.com
Oleh: Khaulah Naqiyyah Farhana
ikadikobar.blogspot.com - Betapa kita sering sekali mendengar ataupun mengucapkan dua kata yang demikian memiliki arti dan mengandung makna yang sangat dalam, yaitu “Teman Sejati”. Teman sejati juga dapat kita misalkan bukan hanya sebagai calon pasangan kita nanti. Teman sejati dapat kita misalkan pada teman terdekat kita, yang sudah sangat soulmate dengan kita, selalu bersama dalam suka maupun duka, serta bersama dalam menegakkan kebenaran dan kebaikan tentunya.
Sebagai remaja, tentu Ana sangat mengerti keadaan yang sudah menjadi suatu hal yang sangat wajar di kalangan remaja beberapa tahun terakhir. Kumpul-kumpul atau sering disebut nongkrong-nongkrong sudah menjadi rutinitas yang konstan dilakukan remaja di sekitar kita. Meskipun sudah menjadi suatu kebiasaan, namun itu tentunya bukan berarti bisa menjadi sesuatu yang etis untuk dilakukan.
Pada dasarnya, berkumpul adalah suatu kegiatan yang sangat bagus apabila dilakukan untuk membicarakan tentang hal-hal positif. Namun, akan sangat disayangkan apabila esensi kumpul-kumpul seperti yang dilakukan para remaja tersebut diisi dengan sesuatu yang sia-sia. Disadari atau tidak, pembicaraan yang dilakukan pada saat nongkrong-nongkrong itu akan memancing kepada obrolan yang tidak perlu, seperti membicarakan orang lain, cerita-cerita yang dapat memancing kepada hal yang menyebabkan mudharat kepada Allah. Na’udzubillah…
Ibnu Qayyim Aljauziyah membedakan berkumpul menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah “Engkau berkumpul untuk mencari kepuasan”. Dan yang kedua adalah “Engkau berkumpul bersama mereka untuk mencari keselamatan”.
Dua jenis yang disebutkan di atas tentunya memiliki makna yang sangat signifikan. Pada jenis berkumpul yang pertama, acara kumpul-kumpul hanya di tujukan kepada hedonisme semata. Dan mudharat akan lebih mendominasi dibandingkan dengan manfaatnya. Sedangkan, pada esensi kumpul yang kedua, ditujukan untuk saling member nasihat dalam hal kebenaran dan kesabaran. Oleh karena itu, kegiatan kumpul yang jenis kedua akan
sangat menguntungkan kita karena sangat bermanfaat.
Namun, di samping manfaatnya, kita juga perlu hati-hati terhadap kumpul yang jenis kedua ini, karena ada 3 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Saling membanggakan dan menampakkan kehebatan masing-masing
- Perkataan lebih banyak diobral dari ukuran yang dibutuhkan
- Menjadi tradisi dan terkadang memotong maksud yang sesungguhnya
Sumber: http://www.dakwatuna.com
Posting Komentar