Gaza, Relawan, Legiun Cyber | by @penasinta Relawan BSMI-Gaza

SINTA YUDISIA*
Penulis, Relawan BSMI, tinggal lima hari di Khan Younis- Gaza 2010

Masih segar dalam ingatan peristiwa Cast Lead di akhir 2008 yang menyatukan hati seluruh Muslimin di dunia untuk turut melawan tindakan aneksasi kolonial paling tak masuk akal dalam sejarah. Israel menjatuhkan bom yang jelas-jelas dilarang dalam konvensi Jenewa--bom fosfor.
Bom ini bukan hanya meninggalkan jejak mengerikan di langit, menghanguskan tubuh manusia hingga beberapa hari uap panas masih mengepul dari daging yang melelehi tulang, melainkan yang lebih utama, bom fosfor menjadikan Jabaliyah tanah beracun hingga tumbuhan mati, tanah sulit ditanami.
Awal tahun Hijriah 1434, kaum Muslimin dikejutkan oleh kematian Ahmad Jabari, komando Izzuddin al Qossam, sayap militer Hamas. Pembunuhan salah satu tokoh penting di jajaran Hamas ini memang sudah diisyaratkan oleh Shaul Mofaz, mantan kepala staf militer Israel (Republika, 14 /11/2012). Ahmad Jabari dan Ismail Haniyah disebut-sebut sebagai tokoh kunci yang akan merapuhkan Palestina, khususnya Gaza, bila dilenyapkan.
Situasi politik menjelang pemilu 22 Januari tahun depan menjadi alasan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak untuk mencari muka di kalangan rakyat dengan menghantam musuh paling oposisional. Menjadikan Suriah, Tunisia, atau bahkan Mesir sekali pun sebagai musuh, tak sedramatis ketika menjadikan Palestina sebagai sasaran serangan. Selalu, bila tindakan keras dan arogan terhadap musuh Israel mengemuka, pemilik keputusan mendapat simpati dan suara yang melonjak.
Tindakan Israel tentang permukiman, pendudukan, aneksasi, blokade, menyelisihi perjanjian membuat geram banyak pihak. Reaksi keras muncul dari warga Israel sendiri yang menolak serangan ke Gaza awal Muharam ini dan tentu saja kaum Muslimin yang mengge- lar sekian banyak aksi di dunia maya. Hashtag beragam muncul di twitter: SavePalestine, prayforgaza, savegaza, dan masih banyak lagi.
Lembaga zakat dan lembaga kemanusiaan pun bersegera menggalang dana. Berita-berita keadaan terkini Gaza mengalir cepat lewat media sosial. Relawan bergerak dari nurani kemanusiaan terdalam.
Legiun tanpa nama atau dikenal sebagai hacktivist ikut memberikan suara dukungan bagi Gaza. Didukung kepiawaian mereka dalam TI, kelompok ini menjadi prajurit cyberyang andal saat media lain tersendat memberitakan kondisi kritis terkini. hacktivist adalah sebutan bagi sekelompok orang--mirip prajurit sehingga disebut legiun--yang mampu menembus keamanan dunia maya. Sasarannya cenderung politis; kehadirannya dibenci, tapi juga dinanti.
Untuk saat ini, salah satu hacktivist yang memberitakan menit per menit kondisi Gaza adalah akun dengan sebutan AnonymousPress. Rajin meng-update informasi, memberi panduan bagaimana cara berkomunikasi saat listrik diputus oleh Israel--lewat komunikasi radio yang sudah sangat lama ditinggalkan--juga mengunggah foto-foto. Akibatnya, mereka juga mendapatkan sumpah serapah dari kelompok pro-Israel.
Everything is fair in love and war, kredo itu boleh jadi dipegang Israel. Apa pun halal dilakukan bila menyangkut perang melawan Palestina. Joe Sacco melaporkan pandangan mata bagaimana tentara Israel menginterogasi anak Palestina tanpa mengindahkan hukum kemanusiaan konvesi Jenewa. Bila Palestina membalas, itu kejahatan. Bila Israel menyerang, itu pertahanan.
Cast Lead 2008-2009 digelar dalam keadaan jauh dari kondisi adil, imbang, dan bermartabat. Gaza terblokade, listrik sulit, pasokan makanan dan obat minim. Satu-satunya yang membuat masyarakat bertahan adalah keper- cayaan mereka kepada Tuhan dan bersyukur, kepada pemerintahan.
Usai Cast Lead, Gaza bangkit cepat. UCAS, salah satu universitas di Gaza City mampu mendirikan kembali bangunan enam tingkat dengan menggunakan batu, semen, dan besi-besi yang hancur. Tambak ikan berkolam-kolam di Asdaa land, diikuti produksi susu. Kebun zaitun dan tiin terpelihara, begitu pun timun, tomat, dan jeruk. Perempuan-perempuan disiapkan untuk terdidik dan terlatih tampil.
Penulis didepan kantor PM Ismail Haniyah
yg sekarang sudah hancur lebur terkena rudal Israel
Nyaris setiap keluarga di Palestina harus merelakan anggota lelaki--tulang punggung keluarga--untuk terpenjara, cacat, atau terbunuh. Warga Gaza, termasuk anak-anak, memiliki ambisi besar untuk mampu menghafalkan Alquran di usia muda. Selain itu, warga Gaza juga tak kalah cerdas dibanding orang Yahudi.
Dukungan para relawan yang terus bergelombang menjadi bahan bakar bagi Palestina untuk terus bertahan, sekaligus menunjukkan pada dunia bahwa bukan hanya Israel yang memiliki sekutu. Prajurit cyber bersiap mengadang tindakan merugikan Israel.
Bila Israel masih merasa menang, ada baiknya kita merenungkan akhir Yitzhak Shamir, perdana menteri ketujuh. Saat Shamir menjabat sebagai menteri luar negeri, dengan Menachem Begin sebagai perdana menteri, ia diduga terlibat dalam pembantaian keji Shabra Shatila 1982 di kamp pengungsi Libanon. Tahun 2004, Shamir menderita alzheimer parah yang membutuhkan dana pengobatan besar. Pemerintah Israel lepas tangan dan Shamir hidup memilukan hingga mati pada 2012. []
*REPUBLIKA (Opini, 19-12-2012)

Posting Komentar

Video

[Yours_Label_Name][video]
[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.