|
oleh : Nur Pamudji, Direktur Utama PT. PLN
Ikadikobar.blogspot.com - Saya terhenyak dan sedih setiap kali mendengar ada kolega yang masuk
ruang ICU gara-gara serangan jantung, stroke atau penyakit gawat
lainnya. Mungkin mereka akan pulih sepulang dari rumah sakit, tapi
kondisi kesehatannya tentu tidak lagi sama dengan kondisi sebelum sakit.
Peluang bagi manajemen untuk menugasi yang lebih menantang jadi semakin
kecil, kalau tidak malah lenyap sama sekali. Sebab itu saya sering
menyisipkan pesan untuk menjaga kebugaran tubuh di setiap kesempatan
berbicara di depan khalayak PLN.
Anda tidak perlu pergi ke dokter untuk tahu apakah tubuh anda bugar
atau tidak. Detak jantung per menit pada kondisi istirahat adalah
indikator kebugaran yang akurat. Detak jantung manusia dewasa pada
kondisi istirahat berkisar antara 60 detak per menit (dpm) sampai 90
dpm. Anda belum pernah mengukur detak jantung per menit? Jangan
khawatir, Anda tidak sendirian, sebagian besar pembaca Note ini juga
belum pernah melakukannya. Cara praktis mengukur detak jantung adalah
dengan cara menempelkan jari pada pergelangan tangan bagian dalam atau
bagian leher di belakang telinga, ukurlah selama 10 detik, lalu kalikan
dengan 6, Anda akan mendapatkan angka detak per menit. Makin dekat ke
60, makin bugar, makin dekat ke angka 90, makin tidak bugar. Nah, kalau
Anda belum tahu berapa detak jantung kondisi istirahat Anda, sekarang
lah saat yang tepat untuk melakukannya, karena saat ini adalah kondisi
istirahat. Pegang nadi Anda, dan perhatikan jam di layar komputer.
Berapa?
Selain detak dalam kondisi istirahat, ada pula detak dalam kondisi
berolahraga, yaitu kisaran 70% sampai 90% dari apa yang disebut detak
maksimum. Sedangkan detak maksimum dihitung dengan rumus yaitu (220 –
umur). Jadi kalau umur Anda 50, maka detak maksimum adalah 220-50 = 170
dpm. Maka pada saat olahraga, detak jantung anda harus berada di kisaran
70%x170=125 sampai 90%x170=150 (saya bulatkan), dan harus dipertahankan
terus berada di kisaran itu selama paling sedikit 45 menit, agar
olahraga yang kita lakukan bermanfaat pada tubuh.
Olahraga aerobik seperti jalan, jalan cepat, jogging, berenang,
bersepeda, pencak silat, taichi, chi kung, senam pernafasan, dan yang
sejenis, yang dilakukan secara terukur dan teratur dalam jangka panjang
akan menurunkan dpm kondisi istirahat. Terukur artinya pada setiap
latihan, detak jantung kita berada di kisaran detak kondisi olahraga
selama paling sedikit 45 menit. Teratur artinya takarannya cukup yaitu
lima kali seminggu pada hari-hari yang kita pilih, serta dilakukan
secara terus menerus dalam jangka panjang, mulai hari ini sampai kelak
kita berpulang ke rahmatullah. Kalau Anda rajin main tenis atau
bulutangkis seminggu sekali, jangan dulu merasa sudah bugar sebelum
pernah mengukur detak jantung per menit. Memang olahraga permainan
seperti voli, boling, dan sejenisnya baik untuk pergaulan sosial dan
pertemanan, tapi seringkali tidak cukup untuk menjaga kebugaran, masih
perlu ditambah dengan olahraga aerobik.
Saya mulai mengukur detak jantung sekitar 5 tahun lalu, saat mulai
berolahraga aerobik secara terukur dan teratur. Waktu itu, pada kondisi
istirahat, detak jantung sekitar 75an. Dengan berjalannya waktu, detak
istirahat semakin hari semakin berkurang, saat ini detak per menit sudah
mencapai 58, artinya bugar. Salah satu kenikmatan punya tubuh bugar
adalah tidak pernah kena penyakit batuk, pilek dan kepala pusing
(migren). Jadi kalau Anda sering batuk, pilek dan kepala pusing, ukurlah
detak jantung kondisi istirahat Anda, saya tebak, angkanya antara 75
sampai 80an dpm.
Kalau Anda mau keluar modal sedikit, ada alat ukur detak jantung dan
tekanan darah elektronik yang harganya 500-an ribu rupiah. Memang alat
ini tidak seakurat alat ukur tekanan darah pakai air raksa milik dokter,
tapi lumayanlah. Dengan memasang alat ini pada pergelangan tangan, saya
baru tahu bahwa tekanan darah sistole dan diastole turun pada saat
detak jantung kita berada di kondisi olahraga. Ketika detak mencapai 150
dpm, sistole/diastole turun dari kondisi normal 120/80 menjadi 70/40.
Ada pula alat ukur detak yang pakai kabel dengan sensor dipasang di
dada, cocok untuk pesepeda, bisa mengukur detak sambil terus nggowes.
Kalau Anda ingin memulai berolahraga secara terukur dan teratur,
saran saya, jangan melakukannya sendirian. Bergabunglah ke klub atau
buatlah klub. Empat bulan pertama biasanya membosankan. Adanya teman
dalam klub akan saling mengingatkan untuk terus berolahraga. Ketika
tubuh mulai terasa semakin bugar, biasanya Anda akan ketagihan untuk
terus berolahraga. Selain itu, usahakan ada instruktur, karena
instruktur akan mengatur waktu olahraga kita dan memaksa Anda untuk
berolahraga dengan cara yang benar dan terukur. Kadang sesama teman di
dalam klub membuat kita tidak berolahraga, malah ngobrol ngalor-ngidul,
nah, tugas instruktur untuk menegur. Instruktur juga akan mengukur
beberapa indikator kesehatan fisik Anda, lewat test lari 1 mil (1,69
km), push up, dan uji kelenturan tubuh. Lima tahun lalu, saya
ngos-ngosan kalau lari. Saat ini, catatan waktu terbaik lari 1 mil saya
adalah 7 menit 36 detik, masuk kategori excellent untuk seumur saya.
Sedangkan push up dan kelenturan tubuh cuma kategori normal, well, at
least not bad lah.
Olahraga teratur akan membuat darah kita mengandung banyak hormon
endorphin, yaitu zat seperti morphin yang diproduksi oleh tubuh kita
saat berolahraga, yang membuat diri kita menjadi senantiasa ceria.
Benarlah apa kata pepatah latin yang sejak kecil kita kenal, men sana in
corpore sano, pikiran yang sehat ada di tubuh yang bugar. Jadi selain
tubuh jadi sehat, olahraga teratur juga bikin pikiran jadi cerah, selalu
positif thinking, selalu bersemangat dalam bekerja. Kolega akan menilai
kita sebagai kawan yang koperatif, yang enak diajak bekerja sama. Kalau
Anda melihat ada kolega yang sering murung, sering berkeluh kesah,
senantiasa negatif thinking, gampang marah, tidak bersemangat dalam
bekerja, coba ukurlah berapa detak jantungnya per menit. Bisa dipastikan
bahwa corpore-nya nggak sano.
Setelah membaca Note ini, janganlah anda menuntut agar BKK setempat
membiayai klub olahraga aerobik, misalnya pencak silat Merpati Putih,
agar karyawan bisa berlatih dengan gratis, dan kalau klub itu tak
kunjung terbentuk, jadi alasan untuk tak kunjung memulai berolahraga
aerobik secara teratur dan terukur. Klub olahraga yang dibiayai kantor
umurnya tidak akan lama, sebulan sampai dua bulan pertama akan ramai,
mulai bulan ketiga persertanya semakin susut, dan akhirnya bubar. Lebih
baik bergabung dengan klub di luar kantor. Anda membayar iuran, dan
iuran itu akan jadi salah satu faktor pemaksa untuk terus datang ke
klub. Sekalian itu juga untuk memperluas pergaulan; masak bergaul hanya
dengan teman sekantor.
Syarat bagi karyawan PLN selain jujur, cakap dan bersemangat, kini bertambah satu: bugar.*
*http://www.pln.co.id/
Posting Komentar