Televisi adalah alat propaganda kolosal, handal dan spektakuler. Kotak ajaib ini menjadi sangat berbahaya
jika suatu negara salah urus dalam mengatur isi siarannya, karena
berpengaruh dan menentukan terhadap karakter atau budaya suatu bangsa
dimasa datang, bisa dalam hitungan tahun, bulan, hari bahkan jam.
Mengapa ?? Untuk
menjawabnya, saya buat ilustrasi yang paling sederhana dan sudah
terbukti kebenarannya adalah ketika seorang anak disuguhi tontonan
kekerasan seperti gulat (wrestling) atau film laga yang berdarah-darah,
setelah nonton film tersebut anak-anak langsung mempraktekan adegan
kekerasan tersebut kepada adiknya dan teman-temannya yang justru sangat
membahayakan (seperti memukul kepala, membanting dsb) akibatnya adiknya
atau temanya menjadi cedera.
Bila tontonan kekerasan tersebut
berulang-ulang disaksikan anak-anak selama bertahun-tahun, efeknya
ketika dewasa adalah anak akan memiliki temperamen yang keras sehingga
dalam menyelesaikan persoalan akan lebih mengandalkan otot daripada
logika. Dalam tataran lebih luas kekerasan akan menjadi budaya suatu bangsa, akhirnya hal ini akan merepotkan negara juga. Tayangan lainnya yang sangat ampuh dalam membius anak-anak menjadi penakut
adalah tayangan berbau klenik, tahayul dan alam gaib, seperti film
hantu, setan, jin, horor dan film yang menakutkan lainnya. Setelah
nonton film menakutkan tersebut anak-anak menjadi takut misalnya ke
kamar mandi atau tempat gelap (koq bisa ya?) padahal sudah dijelaskan
berulang-ulang bahwa itu hanya ada di film dan tidak nyata (cuma trik
kamera saja) namun tetap saja tidak percaya, akahirnya anak ke kamar
mandi saja mesti di antar (jadi repot nich). Efek yang paling berbahaya
anak setelah dewasa menjadi penakut, berfikir dan bertindak tidak logis,
misalnya memberi sesaji dalam pembangunan sebuah gedung karena diyakini ada “penunggunya”.
Televisi juga mampu membentuk suatu bangsa menjadi konsumerisme dan bergaya hidup mewah karena tayangan iklan serta sinetron glamour. Televisi jadi sekedar hiburan dan menjual kesenangan belaka hingga masyarakat hidup dalam angan-angan. Kesimpulan dari tulisan di atas bahwa apa yang ditonton oleh masyarakat telah menjadi tuntunan hidupnya, sayangnya tuntunan tersebut mengarah kepada rusaknya mental bangsa. Bila demikian halnya maka seharusnya televisi di Indonesia diisi dengan siaran-siaran yang mendidik dan membangun. Dengan
menayangkan siaran televisi yang mendidik dan membangun berarti pemilik
televisi telah ikut serta membantu pemerintah dalam menanamkan hal-hal
yang positip untuk membangun karakter bangsa yang kuat serta budaya
positip.
Oleh
karena itu dalam artikel ini saya mengusulkan kepada stasiun televisi
atau pemerintah yang berkompeten atas siaran televisi seperti KPI, agar
siaran televisi menjadi lebih baik : Yang Pertama, tidak menayangkan program yang bersifat tahayul, kekerasan dan yang mengarah pada konsumerisme. Yang
kedua, lebih banyak menayangkan gegap gempitanya pembangunan (ini pun
harus sesuai dengan kenyataan yang dibangun) dibanding dengan acara
kriminalitas. Yang ketiga, menayangkan keberhasilan dari sebuah penelitian yang merupakan hasil karya Bangsa Indonesia. Yang
keempat, menyorot kinerja pemerintah, badan atau lembaga pemerintah
dengan tujuan agar masyarakat mengetahui dan memahami keberadaanya serta
perkembangannya, saya yakin rakyat belum tentu mengetahui adanya
lembaga-lembaga tersebut serta apa yang dihasilkannya. Yang kelima, menampilakan budaya daerah agar bangsa Indonesia mengetahui keberadaan budaya daerah tersebut sehingga bangsa Indonesia mencintai kebudayaannya sendiri, baik dengan diadakannya kompetisi budaya atau dikemas dalam bentuk hiburan atau festival. Yang keenam, siaran pendidikan untuk anak, adapun format penyiarannya dapat bekerjasama dengan Dep Diknas atau yang berkompeten dalam pendidikan. Yang ketujuh, diadakan berbagai perlombaan atau kompetisi matematika dan sains. Yang kedelapan, dan sebagainya. Pengaruh
yang diharapkan dengan program televisi seperti yang diusulkan di atas
adalah bangsa Indonesia mempunyai karakter yang kuat, memiliki budaya
positip, senang bekerja keras, cinta budaya sendiri, cinta produksi
sendiri yang pada akhirnya Indonesia menjadi Negara maju, kuat,
bermartabat dan disegani. Jadi jangan anggap remeh pengaruh televisi terhadap kemajuan suatu bangasa. Ayo kita perbaiki siaran televisi Indonesia menjadi lebih baik. *)
*) https://ayobangkitindonesiaku.wordpress.com
Posting Komentar