Allah swt. Berfirman, "Dan apakah mereka tidak memerhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah? (Al A'raf: 185)". Dalam ayat lain Allah Swt juga berfirman, " Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (Al 'Imran: 190-191)."
Berdasar ayat 190-191 surah Al 'Imran ini kita tahu bahwa kesempurnaan akal hanya akan tercapai dengan zikir dan pikir. Apabila kita telah mengetahui bahwa kesempurnaan akal merupakan kesempurnaan manusia maka kita mengetahui pula kedudukan zikir dan pikir dalam tazkiyatun nafs. Oleh sebab itu, para ahli suluk senantiasa berusaha keras agar zikir dan pikir dapat berhimpun pada diri seorang salik di awal perjalanan spritualnya. Hal itu bisa dilakukan dengan memikirkan sesuatu sambil bertasbih, tahmid, takbir atau menauhidkan Allah. Imam Al Ghazali dalam kitab Ihay' 'Ulumid Din telah memaparkan cara-cara menafakuri ciptaan Allah. Bahkan sekiranya setelah membaca tulisan ini ada diantara pembaca yang mencoba untuk bertafakkur sambil membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil maka dia akan menyaksikan dampak hal tersebut secara langsung di dalam hatinya sehingga benar-benar tahu pengaruh tafakkur di dalam hati dan jiwa.
Zikir dan Fikir dapat memperdalam makrifatullah di dalam hati, yang mana makrifatullah merupakan titik tolak bagi setiap tazkiyah. Oleh sebab itu Al Ghazali mengemukakan cara-cara tafakkur tentang ciptaan Allah secara panjang lebar.
Posting Komentar