Siapakah beliau?
*(kisah nyata tahun 2014)*
Diantara mereka tidak tampak oleh pandangan manusia. Tersembunyi bak mutiara putih di dasar lautan.
Bismillah...
Seperti biasa setiap malam rabu ada kajian kitab Umdatul Ahkam bersama Syaikh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin al Abbad di salah satu masjid yang terletak distrik Urwah, Madinah Al-Munawwarah.
Seusai kajian kami diundang makan malam oleh salah seorang jamaah yang juga ikut hadir di majlis Syaikh Abdurrazaq malam itu. Kami pun beranjak pergi ke kediaman beliau yang tak begitu jauh dari masjid.
Sesampainya kami di rumah beliau, kami disambut ramah oleh tuan rumah. Beliau dan putra-putra beliau berdiri di dekat pintu masuk untuk menyambut para tamu undangan dengan penuh keakraban.
Rumah itu cukup mewah, semua lantai tertutup permadani yang empuk. Kursi-kursi tamu berjejer rapi dan tampak istimewa, seperti di aula seminar.
Wangi bukhur (wewangian ruangan khas Arab) yang semerbak menambah kenyamanan di ruangan itu.
Tak lama kemudian datanglah putra-putra beliau membawa teko berisi gahwah (kopi khas Arab ) dan cangkir2 kecil untuk disuguhkan kepada para tamu. Kurma sukkari kesukaanku juga tidak absen dari menu malam itu.
Anak beliau yang satunya membagikan setumpuk kitab untuk dihadiahkan kepada para tamu.
Padahal bila mengupah pembantu sebenarnya beliau mampu. Namun sang ayah benar-benar ingin menanamkan kepada putera2 beliau sikap tawadhu' dan bagaimana memuliakan tamu.
Saya melihat beliau duduk di samping pintu masuk di atas kursi lipat kecil sederhana yang biasa dipakai kakek2 sepuh yang tak mampu lagi berdiri untuk sholat.
Baju beliau juga sederhana, sekilas memang nampak tak begitu istimewa. Namun ada satu hal yang membuatku kagum dengan Sang Ayah ini (semoga Allah memberi keberkahan kepada beliau), yaitu kesederhanaan serta ketawadhuan beliau yang luar biasa...!!
Tahukah Anda siapa beliau.. ?
Beliau adalah Syaikh Yusuf Abu Muhammad yang pernah diceritakan oleh Ust Musa At-Tamimi beberapa minggu lalu di status fb beliau. Seorang miliyader Saudi, sang pemilik pabrik emas dan perak, hotel-hotel bintang lima di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi serta pabrik Roti di kota Riyadh.
Lelaki bersahaja yang telah medermakan banyak hartanya untuk membangun masjid-masjid serta madrasah-madrasah di Arab Saudi maupun di luar Arab Saudi.
Taukah Anda berapa penghasilan beliau. ?!
*LIMA BELAS (15) milyar per hari..*
*Ingat per hari..!!*
Tak hanya sekali dua kali beliau mengundang para thullab ilmi serta kaum muslimin pada umumnya untuk makan malam di rumah beliau,, akan tetapi SETIAP MALAM.
Khusus untuk malam Rabu dan Jumat beliau menyembelih beberapa unta dan beberapa ekor kambing untuk di hidangkan kepada para tamu, adapun untuk malam biasanya beliau hanya menyembelih beberapa ekor kambing saja. Hal ini semata-semata utk memuliakan tamu...
Coba bayangkan berapa biaya yang beliau keluarkan utk hidangan se istimewa itu... Apalagi setiap malam..!
Tak cukup berhenti disitu kekaguman saya... Kekayaan yang beliau miliki ternyata tidak membuat beliau lalai dari menuntut ilmu..
Tak jarang setiap habis maghrib beliau terlihat duduk bersimpuh, menghinakan diri dengan kitab Shahih Muslim di pangkuan beliau untuk mendengarkan ilmu dari Ulama hadits Madinah; Syaikh Abdulmuhsin Al-Abbad hafidzohullah di masjid Nabawi.
Semoga Allah memberkahi beliau sekeluarga.. Saya juga mendapatkan kabar dari kawan-kawan di Madinah, bahwa beliau merupakan murid daripada Syaikh Abdulaziz bin Baz Rahimahullah.
....
Saya berharap, semoga kisah sederhana ini menjadi inspirasi utk kita semua..
Setidaknya bila belum mampu berbuat seperti beliau, setelah membaca kisah ini lahirlah tekad dan niat yang kuat untuk bisa berbuat seperti beliau.. Sehingga mendapat pahala yang sama karena niat.
( enak bangett...cuma modal tekad kuat dan niat yang jujur, kita mendapatkan pahala seperti beliau.. Siapa yang nggak mau coba..?)
Rasulullah pernah bersabda:
إنَّمَا الدُّنْيَا لأرْبَعَةِ نَفَرٍ: عَبْدٍ رَزَقَهُ اللهُ مَالًا وَعِلمًا، فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَيَعْلَمُ للهِ فِيهِ حَقًّا، فَهذا بأفضَلِ المَنَازِلِ. وَعَبْدٍ رَزَقهُ اللهُ عِلْمًا، وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا، فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ، يَقُولُ: لَوْ أنَّ لِي مَالًا لَعَمِلتُ بِعَمَلِ فُلانٍ، فَهُوَ بنيَّتِهِ، فأجْرُهُمَا سَوَاءٌ. وَعَبْدٍ رَزَقَهُ الله مَالًا، وَلَمَ يَرْزُقْهُ عِلْمًا، فَهُوَ يَخبطُ في مَالِهِ بغَيرِ عِلْمٍ، لاَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ، وَلاَ يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ، وَلاَ يَعْلَمُ للهِ فِيهِ حَقًّا، فَهذَا بأَخْبَثِ المَنَازِلِ. وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللهُ مَالًا وَلاَ عِلْمًا، فَهُوَ يَقُولُ: لَوْ أنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بعَمَلِ فُلاَنٍ، فَهُوَ بنِيَّتِهِ، فَوِزْرُهُمَا سَوَاءٌ
Sesungguhnya dunia ini untuk empat orang:
1. Seorang hamba yang Allah anugerahi harta dan ilmu lalu ia pun mentaati Rabbnya pada (*penggunaan) harta dan ilmunya, menyambung silaturahim, dan mengetahui bahwa pada ilmu dan hartanya tersebut ada hak Allah, maka orang ini berada pada kedudukan yang paling utama.
2. Kemudian seorang hamba yang Allah anugerahi ilmu akan tetapi tidak Allah anugerahi harta, maka ia pun mempunyai niat yang benar, ia berkata,
“Seandainya aku memiliki harta sungguh aku akan beramal sebagaimana amalan fulan",
Maka ia dengan niatnya pahala keduanya sama.
3. Dan seorang hamba yang Allah anugerahi harta akan tetapi tidak Allah anugerahi ilmu maka ia pun ngawur menggunakan hartanya tanpa ilmu. Ia tidak mentaati Rabbnya pada hartanya, tidak pula menyambung silaturahim, tidak mengetahui bahwasanya pada hartanya itu ada hak Allah.
Maka orang ini berada pada tingkatan paling buruk.
4. Lalu seorang hamba yang tidak Allah anugerahi harta maupun ilmu maka iapun berkata,
“Seandainya aku memiliki harta tentu aku akan menggunakan hartaku sebagaimana perbuatan si fulan.." maka ia dengan niatnya dosa keduanya sama.” (HR At-Thirmidzi no 2325)
Memori : Madinah, 23 Rajab 1435 (2014)
- Ahmad Anshori -
Sumber dari mana ya? Artikel asli di mana ?
BalasHapus